Senin, 26 Agustus 2013

Pecinta Alam dan Pendaki Gunung

Pecinta Alam, akan banyak orang dan kalangan yang akan menanyakan arti dua kata tersebut. pecinta alam berawal dari kata "Cinta" yang berarti menyukai, mengagumi, dan menyayangi, Banyak pemikiran terhadap arti dari pecinta alam, ada yang berpendapat pecinta alam adalah mereka yang selalu berinteraksi dengan alam dan selalu melakukan kegiatan tentang alam, ada pula yang menggaris besarkan pada kepedulian mereka terhadap penyelamatan lingkungan, tetapi buat kami, pecinta alam adalah penghayatan dari kecintaan kami terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta kecintaan kami terhadap tanah air Indonesia untuk terus selalu menjaganya.
Keindahan Mt.Sumbing dari Mt. Sindoro


Seperti halnya manusia pada umumnya, mencintai adalah hak setiap mahkluk, dan masing-masing diantaranya berhak memilih siapa yang dicintainya, dan kami memilih mencintai hobby dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang positif yaitu Mendaki Gunung. Kenapa memilih Gunung?, Indonesia adalah negri yang tumbuh karena gunung vulkaniknya, sehingga kami menganggap gunung adalah nenek moyang kami, dan menurut kami Gunung adalah tempat dimana kita bisa merasakan betapa Agungnya Ciptaan Tuhan dan dari sana kita akan melihat betapa indahnya negri ini.

Bagaimana cara menjadi Pecinta Alam? , menurut kami menjadi pecinta alam adalah ketika mereka mampu menjaga dan melestarikan apa yang sudah ada, tanpa harus menambah atau mengurangi, menambah dalam arti menambah sesuatu yang bukan sepantasnya ada menjadi ada hanya untuk kebanggaan diri, dan mengurangi dalam arti mengambil atau menjadikannya hilang hanya untuk kesenangan Pribadi. Banyak dari mereka yang mengaku sebagai pecinta alam tetapi masih saja melakukan hal yang tak sepantasnya, misal : coretan besar di batu atau cadas yang menandakan kebanggan nama mereka untuk bersanding dengan alam, banyak pula sampah dari hasil perjalanan mereka yang mengotori dan masih banyak yang lainnya. 

Munafik juga kalau kami tidak luput dari hal-hal semacam itu, ada hasrat dari sisi manusia serakah dan seenaknya yang terkadang mampir di benak kami, dan kami hanya bisa berdoa semoga kami bisa menjaganya, menjaganya dalam arti baik, insyaallah..!!. Mendaki Gunung untuk mencintai alam, itulah kami, mendaki gunung tidak hanya bisa mendaki dan menaklukkan pancaknya, jika demikian, seseorang akan kembali lagi ke sisi manusia yang arogan dan sombong, Penilaian yang tak teramat pas, bila disesuaikan dengan arti ‘Pencinta Alam’. ‘Pencinta Alam’ sama sekali tak punya visi dan misi penaklukan apapun, kecuali ”menaklukkan arogansi diri sendiri”. Arogansi adalah saudara sulung Iblis yang bersemayam dalam hati dan pikiran manusia.

Berbeda dengan Soe Hok Gie, dalam tulisannya ” Menaklukkan Gunung Slamet”, ia menjelaskan dengan gamblang kenapa ia naik gunung,

kami katakan bahwa kami manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari Hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung. Melihat alam dan rakyat dari dekat secara wajar dan disamping itu menimbulkan daya tahan fisik yang tinggi” (Soe Hok-Gie).

Mencintai Alam dengan mendaki gunung memang selalu menarik, apalagi kalau sudah terlanjur “jatuh cinta” dari anak kecil sampai yang berusia lanjut, dari yang opurtunis sampai yang idealis maupun yang sekedar “asal” dan yang profesional bahkan untuk kepentingan ritual tak mampu berkelit dari ’sihirnya”.

Namun apa pun maksud, tujuan ataupun alasannya, keaslian dan kelestariannya harusnya jadi proriotas, karena sangat disayangkan selain panorama yang indah sampah dan vandalisme turut menjadi tontonan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar