Pencapaian
puncak yang tak mudah, tak
mengurungkan niat kami para pecinta alam dari organisasi Kampung yang kami beri
nama “WOPALA” (Wologito pecinta alam). Untuk
terus mendaki puncak tertinggi di gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, meskipun hanya 8 orang, yang turut ikut serta dalam pendakian ini. kehangatan dan kebersamaan keluarga ” WOPALA” tetap terasa mulai dari perjalanan awal melewati jalan yang berliku-liku dengan batu yang
tersusun asal-asalan sepertinya,dan tak juga jarang salah satu dari kami
(WOPALA) agak mengalami ssedikit cobaan sedikit, dari motor yang mogok sampai
terjatuh dari motor karena sangat bagusnya medan.
Tetapi itu semua tak membuat kami patah ara untuk melanjutkan
perjalanan ini, setelah menempuh beberapa kilo perjalanan menggunakan motor kami
sampai pada desa terakhir persis di bawah lereng Gunung Ungaran yang ada di
sekitar kebun teh, desa promasan. Disana kami pun di sambut dengan hangat, layaknya keluarga sendiri, dan
kami pun memutuskan untuk sekedar istirahat untuk memulihkan sejenak tenaga kami yang sudah terkuras setelah
perjalanan tadi menggunakan motor.
Selesai istirahat, bercanda dan bersenda gurau dalam keluarga “WOPALA”
dan pemilik rumah yang kami singgahi, Sore itu kami mutuskan untuk melanjutkan
perjalanan alam ini. Kami mulai melangkahkan kaki , menapaki jalan bebatuan, rimbunnya
hutan di samping kiri kanan, kabut yang
mulai turun dan sedikit rintik-rintik hujan. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya doa yang terus di panjatkan
dari mulut kami memohon kepada yang maha pemberi petunjuk agar kami bisa selamat sampai ke puncak tujuan akhir dari pendakian kami.
Rintangan dan godaan silih berganti hadir sepanjang perjalanan entah
godaan dari dalam diri sendiri yang merasa lelah dan tak mampu lagi mendaki ataupun
rintangan akan terjalnya bebatuan dan pohon-pohon besar di area sekitar
perjalanan kami mencapai puncak Ungaran. Setelah perjalan yang cukup menguras tenaga kami, kami pun putus kan
untuk istirahat sebentar memulihkan tenaga kami sambil bercanda gurau, setelah merasa cukup kuat, kami pun melanjutkan perjalanan dan di
tengah perjalanan kami bertemu dengan pendaki-pendaki lain dari salah
satu rombongan salah satu Universitas Semarang tidak tau dari Universitas mana.??
Kami lupa untuk menanyakannya.
Satu, dua hingga tiga jam perjalanan menuju puncak Ungaran, Alhamdulilah akhirnya kita sampai pada satu
tujuan kami, Benteng Raider, Puncak tertinggi Gunung Ungaran 2050 mdpl, tak lupa kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izinnya
lah kita masih diberikan kesempatan mencapai puncak.. Alhamdulilah sesuatu cuyyy. Ditemani angin yang begitu dingin dan kabut semakin menebal. Kami
memutuskan untuk segera mendirikan tenda dekat
Tugu Benteng Raider, dimalam itu yang sangat super-super dingin, kami memasak mie instan dan
membuat kopi untuk sekedar menghangatkan badan. Tak lupa kami sambil menunggu semuanya matang dan siap
saji, kami memutar musik dan berjoged ria. Dangdutan di puncak gunung ( emang dasarnya kami semua pecinta musik
dangdut ) berjoget ria bersama teman-teman heeeee
Sesudah makan dan berjoged ria, kami pun beristirahat sambil menunggu
sunrise, matahari terbit yang bisa di nikmati dari puncak Ungaran pukul 05.30
kami pun serentak terbangun dan keluar tenda untuk menikmati sinar matahari
yang menghangatkan badan kami, keinginan untuk berfoto-foto pun tak tertahankan satu persatu siap mengambil posisi untuk
berfoto dengan view yang sangat indah, tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata
setelah menikmati kesejukan di atas puncak tersebut , kami segera berkemas dan
turun karena cuaca sudah panas. Bersyukur sekali kami sudah sampai dirumah
salah satu rumah yang kami jadikan basecamp gak tau nama pemilik rumahnya, ketika sampai di basechamp , nasi
goreng serta teh hangat sudah tersaji
, dan degan lahapnya kami menyantap hidangan tersebut dengan penuh suka cita , dan sampai akhirnya kami langsung memutuskan untuk kembali ke semarang ,
melanjutkan aktivitas seperti biasa.
->HIS REALLY UNFORGETTABLE MOMENT FIRST WE and TO FOREVER <-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar