Kamis, 29 Agustus 2013

Pendakian Gunung Merbabu 3145 mdpl - Jalur Kopeng

Untuk postingan kali ini, Wopala akan menceritakan sedikit pengalamannya menggapai impian di puncak gunung Merbabu. Rekan dan sobat Wopala sangat antusias sekali ingin segera bercengkrama di alam bebasnya dengan pemandangan yg tentunya sangat luar biasa. Tepatnya pada tahun 2012 kami memutuskan untuk pergi kesana. Kami berangkat 6 orang, yaitu Awe, Adhe, Andrie, Ajie, Erwin dan Madhon, keenam pemuda ini memang memiliki hobi yang sama, yaitu hobi mendaki gunung. Banyak yang bilang, Kegiatan kami ini sia sialah, kurang kerjaan lah, tapi bagi kami, mendaki gunung adalah segalanya.

Setelah semua setuju, kamipun memutuskan tanggal berangkatnya, dan kami berangkat menggunakan sepeda motor, dengan alasan lebih irit, hehehee, disamping irit, berkendara juga sangat mempersingkat waktu tentunya, karena kebanyakan dari kami memang sudah bekerja, jadi perlu cermat dalam memilih waktu dan hari. Berkumpul di rumah bulek Tum, yang memang menjadi tempat kami nongkrong, kamipun menyiapkan semua peralatan dari tas gunung hingga logistik.

Tujuan kami adalah gunung Merbabu, dengan jalur kopeng sebagai jalur pendakiannya, sebelum petang kamipun sampai di desa Thekelan kec batur yang terletak di kab. Semarang. dari pos pendakian kompas kami berencana naik sore dan malam hari. kami memang sudah terbiasa mendaki pada malam hari, tujuan yang pertama adalah manajemen air, karena praktis mendaki pada malam hari lebih irit air ketimbang saat terik matahari.
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha sehingga akan kami temui beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.
Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gn. Merbabu. Pada bulan Sapar penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan. Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kami dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa Pening.
Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih kita harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian kita melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib.
Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio. dan kami memutuskan untuk mendirikan tenda di pos IV pemancar.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan di sini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Akhirnya kami sampai puncak, Alhamdulillah...sujud syukur padamu ya Rabb, kami menghabiskan waktu agak lama, dengan memasak ubi dan singkong untuk makan siang, kasian sekali, hahahhaha..., dan ada sebagian rombongan yang suka juga dengan masakan kami, kamipun ngobrol dan berbagi cerita dengan mereka, setelah puas dan cuaca yang mulai kurang bersahabat, kami memutuskan untuk turun gunung, dan mengejar waktu sebelum petang. banyak dari kami yang mengalami cedera kaki, tapi itu tidak membuat kami patah arang,  akhirnya kamipun sampai di pos pendakian Merbabu - Kompas, dan memutuskan untuk menginap semalam, sembari mengendorkan otot yang menegang karena kecapaian,.

Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan ke Semarang, Pengalaman yang luar biasa bagi kami, semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua, mendaki gunung itu indah kawan..

WOPALA - LUAR BIASA.

Senin, 26 Agustus 2013

Perlengkapan Mendaki Gunung

Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul tentang mendaki gunung adalah "peralatan apa yang mesti dibawa?" Apalagi buat yang baru pertama kali mendaki gunung. Peralatan-peralatan berikut tidak semuanya mesti dibawa tergantung siapa, ke gunung mana dan kapan. Kenapa demikian?. Artinya saat hendak mendaki gunung ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan untuk memutuskan peralatan apa yang mesti dibawa.

Berikut beberapa peralatan mendaki gunung sebagai salah satu referensi anda.
1) Ransel/tas gunung
Gunanya jelas untuk menaruh berbagai barang-barang keperluan anda selama pendakian. Mengapa ransel/tas gunung? Mengapa bukan tas atau ransel biasa saja? Ransel/Tas Gunung, sebagaimana namanya jelas di-design secara khusus untuk mendaki gunung. Salah satu kelebihannya adalah ransel/tas gunung di-design sedemikian rupa sehingga beban yang kita pikul bisa terdistribusi merata di badan. Hal ini akan membantu menghemat energi dan lebih nyaman. Makanya jangan heran, jika anda melihat pendaki yang membawa tas/ransel "supergede" tapi tetap kuat dan bisa mendaki tanjakan sedemikian terjal. Kelebihan lainnya adalah tas/ransel gunung memiliki sekat-sekat dan kantung-kantung yang di-design untuk memudahkan menaruh dan mengakses berbagai jenis barang. Apakah memakai tas/ransel biasa dilarang? Tidak ada "pengharaman" tentunya. Ada banyak teman-teman pendaki yang saya temui membawa tas/ransel biasa. Namun lagi-lagi, anda harus mempertimbangkan kemana, kapan dan siapanya serta jenis dan jumlah barang-barang yang anda bawa. Tapi diatas itu semua tentunya lebih dan sangat direkomendasikan untuk menggunakan ransel/tas gunung. Ada berbagai merk tas atau ransel gunung yang dijual di pasaran seperti: The North Face, Deuter, Eiger, Karrimor, Avtech, Consina, Alpine, dan lain-lain. Pilihlah tas atau ransel yang benar-benar nyaman di badan anda. Tas/ransel gunung terdiri atas berbagai kapasitas. Ada yang 40, 60, 80, 100 dan 120 liter. Sesuaikan dengan kebutuhan anda. 

2) Tenda
Tenda diperlukan untuk berteduh dan beristirahat. Layaknya seperti rumah versi mini. Ada banyak sekali jenis tenda dengan berbagai model, ukuran, kapasitas  dan beratnya. Kalau anda mendaki misalnya cuma berdua, ya ngapain bawa tenda dengan kapasitas empat atau enam orang. Mungkin cukup membawa tenda dengan kapasitas dua orang. Setidaknya ada dua hal yang mesti dipertimbangkan saat membeli tenda, yakni beratnya, kekokohan dan kualitas bahannya dalam menahan dingin, hujan serta angin. Saya pribadi punya dua buah tenda. Masing-masing berkapasitas empat orang. Namun bedanya yang sangat mencolok adalah salah satu tenda lebih berat dibandingkan satunya lagi. Namun disisi lain tenda yang lebih berat ini justru bahannya lebih baik dan lebih hangat saat berada didalamnya. Namun karena saya pribadi saat mendaki cukup banyak membawa barang-barang lainnya, terutama peralatan kamera, maka tenda yang lebih ringanlah yang sering dibawa-bawa. Beberapa merk tenda yang dijual di pasaran misalnya Eiger, Bestway, Lafuma, Montana, Rei, dll. 

3) Jaket
Jaket merupakan salah satu peralatan mendaki yang sangat penting untuk dibawa saat mendaki gunung, kecuali jika anda ke Gunung Sahari atau Toko Gunung Agung... He..he..he.. Just kidding :) . Okay, back to topic. Jaket berguna untuk menahan dan mengurangi dingin sehingga panas tubuh tetap terjaga. Hal ini berguna untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan akibat kedinginan. Pastikan jaket yang anda pilih memiliki kemampuan untuk itu karena ada banyak jenis jaket di pasaran dengan kualitas dan kemampuan yang berbeda-beda.

4) Sepatu atau sandal gunung
Namanya mendaki dimana kita akan berjalan kaki, tentunya alas kaki yang memadai diperlukan karena digunung kita akan melalui berbagai macam medan mulai dari hutan, semak belukar, pasir, bebatuan, lumpur dan juga sungai atau genangan air. Yang sangat direkomendasikan tentunya sepatu atau sendal gunung. Soal anda mau memilih yang mana (sepatu atau sendal gunung), tentunya kembali ke personal taste setiap individu. Saya pribadi lebih senang menggunakan sepatu gunung dibandingkan sendal karena saya merasa lebih leluasa dan nyaman bergerak dengan menggunakan sepatu. Biasanya saya juga membawa sandal sebagai cadangan. Sepatu gunung (sepatu hiking) tersedia dalam berbagai merk seperti Hi-tech, Karrimor, Vaude, North Face, Merrel, Rei, dll. Sepatu gunung ada yang tahan air (waterproof) dan ada juga yang tidak.

5) Jas hujan
Sesuai namanya jas hujan berfungsi untuk melindungi badan anda dari hujan saat mendaki sehingga badan dan peralatan-peralatan anda tetap kering. Selain itu jas hujan bisa juga digunakan sebagai bahan untuk membuat bivak dalam kondisi darurat. Saya lebih menyukai jas hujan yang lebar ketimbang jas hujan yang terdiri atas sepasang celana dan baju yang fit ke badan. Jas hujan lebar memungkinkan saya menutup tas atau ransel gunung dan tas kamera yang biasanya saya taruh di depan dada. Selain jas hujan, terkadang saya juga membawa payung karena terasa lebih praktis pada situasi-situasi tertentu :). Pendaki bawa payung? Why not.. :)

6) Pakaian ganti secukupnya
Bawalah pakaian ganti secukupnya. Pakaian ganti diperlukan untuk jaga-jaga apabila pakaian anda basah atau lembab. Dengan mengganti pakaian badan akan lebih segar dan tetap hangat. Jumlahnya berapa tentunya tergantung setiap individu, tujuan dan berapa lama mendaki gunung. Saya biasanya membawa sepasang pakaian ganti untuk pendakian dengan lama menginap satu malam. Misalnya mulai mendaki sabtu pagi dan turun gunung hari Minggunya. Pilihlah pakaian dengan bahan yang ringan dan mudah kering. Akan lebih baik lagi jika anda menggunakan pakaian-pakaian hiking dengan bahan yang ringan dan cepat kering.

7) Kompor dan peralatan masak lainnya
Kompor dan peralatan masak dan makan diperlukan untuk memasak selama pendakian. Mengapa? Karena di gunung tidak ada warung ataupun foodcourt! He..he..Ya iyalah yaaa.. :) Peace ah..Becanda :).

Bawalah kompor dan peralatan masak yang benar-benar dibutuhkan. Pertimbangkan juga ukurannya. Amat sangat tidak dianjurkan membawa kuali atau kompor gede anda yang di rumah! Repot pastinya ^_^
Gunakanlah kompor dan peralatan mini yang biasa digunakan untuk mendaki gunung. Ini bertujuan untuk kepraktisan dan meminimalisir beban yang dibawa. Untuk bahan bakarnya anda bisa menggunakan spirtus atau dengan menggunakan gas portable. Saya lebih suka membawa kompor gas dibandingkan kompor berbahan bakar cair karena lebih praktis.


8) Peralatan makan
Selain peralatan masak jangan lupa bawa juga peralatan makan seperti piring atau mangkuk atau nesting, sendok dan gelas. Seperti halnya peralatan masak, saya juga biasanya sebisa mungkin membawa peralatan yang berukuran kecil. Yang penting intinya ada wadah untuk tempat makan dan minum.


9) Sleeping bag
Sleeping Bag atau kantung tidur berguna untuk menutupi tubuh anda pada saat tidur di dalam tenda sehingga badan kita tetap hangat. Tidak dapat dipungkiri, meskipun anda tidur di dalam tenda, biasanya masih belum cukup untuk menghalau dinginnya udara pegunungan saat malam hari. Dua faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih sleeping bag adalah kualitas bahan dan ukurannya. Sleeping bag yang berukuran besar belum tentu bagus dalam menahan hawa dingin. Beberapa merk sleeping bag diantaranya Karrimor, Jack Wolfskin, Makalu, Eiger, Alpine, Walles, Consina, dll.


10) Matras
Matras berguna sebagai alas pada saat tidur di dalam tenda, atau saat nongkrong-nongkrong menikmati suasana diluar tenda, atau bisa juga untuk menaruh bahan-bahan makanan saat anda sedang masak-masak di gunung. Modelnyapun macam-macam. Ada yang terbuat dari aluminium foil dan ada juga yang terbuat dari karet.

11) Sarung tangan
Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan dari goresan, gesekan atau mungkin gigitan binatang-binatang kecil di tangan anda saat melewati trek di gunung khususnya di hutan-hutan lebat atau semak belukar. Selain itu sarung tangan juga berguna sebagai penghangat, karena salah satu bagian tubuh yang sensitif terhadap hawa dingin adalah jari-jari tangan. Saya biasanya membawa dua pasang sarung tangan, satu yang tebal yang biasanya dipakai saat melewati jalur-jalur berat misalnya ketika memasuki trek berbatu atau hutan atau semak-semak yang rimbun. Sedangkan satu lagi sarung tangan berbahan kain lembut yang biasanya saya pakai saat tidur.

12) Masker
Beberapa gunung memiliki trek berpasir dan sangat berdebu. Hal ini tentunya bisa mengganggu pernapasan. Masker berguna untuk menghindari debu saat mendaki gunung. Selain itu berguna juga untuk mengurangi terpaan dingin di bibir dan mulut.


13) Kupluk
Kupluk berguna sebagai penutup kepala untuk mengurangi hawa dingin. Meskipun kecil, kupluk sangat penting untuk menjaga panas badan. Kepala dan telinga juga sensitif terhadap dingin.

14) Headlamp atau senter
Merupakan benda yang termasuk penting untuk dibawa. Di gunung pastinya gelap. Pada malam hari yang ada hanya cahaya bulan dan bintang-bintang. Dengan headlamp (penerang/senter yang dipasang di kepala) atau senter akan membantu anda melakukan berbagai aktivitas di malam hari. Selain itu headlamp/senter juga krusial saat melakukan perjalanan menuju puncak pada dini hari. Saya lebih menyukai menggunakan headlamp dibandingkan senter yang dipegang di tangan karena dengan headlamp, tangan saya lebih bebas bergerak dan bertumpu. Oya, jangan lupa bawa baterai cadangan untuk mengantisipasi habisnya energi baterai. Selain membawa baterai cadangan saya bahkan biasanya membawa headlamp cadangan juga atau sebuah senter berukuran kecil untuk mengantisipasi kalau-kalau terjadi kerusakan pada headlamp yang saya gunakan. 


15) Kaos kaki
Kaos kaki diperlukan untuk menghangatkan kaki dan jari-jari dari hawa dingin seperti halnya sarung tangan. Manfaatnya akan sangat terasa saat tidur di malam hari. Saya setidaknya membawa dua pasang kaos kaki saat mendaki gunung. Sepasang dipakai saat trekking sedangkan sepasangnya lagi digunakan pada saat tidur.

16) Trash bag dan kantung plastik
Trash bag berguna untuk menaruh sampah-sampah selama pendakian. Misalnya bungkus-bungkus makanan yang anda bawa, kotoran makanan, dll. Selain itu trash bag juga berguna sebagai pelapis dibagian dalam ransel/tas gunung untuk menjaga agar barang-barang, terutama pakaian tetap kering. Pada kondisi tertentu bisa saja ransel/tas gunung anda lembab karena terpaan hujan dan hawa dingin. Tidak jarang barang-barang bawaan yang ditaruh di tas/ransel gunung juga bisa terkena imbasnya. Pasti gak enak rasanya dong kalau pakaian atau sleeping bag anda lembab! Jadi lapisi dulu bagian dalam tas/ransel dengan trash bag besar, baru kemudian masukkan barang-barang bawaan anda. Bawa juga kantong plastik berukuran sedang dan kecil untuk menaruh sampah dan pakaian kotor.

17) Peralatan navigasi
Peralatan navigasi diperlukan untuk menunjukkan arah atau membantu anda dalam keadaan tersesat. Peralatan tersebut diantaranya GPS, peta dan kompas.

18) Decker
Decker berguna untuk mengurangi beban lutut saat mendaki atau menuruni gunung sehingga meminimalisir potensi cedera di lutut. Barang ini tinggal dipasang di lutut. Decker ini bukan yang berbahan keras tentunya seperti yang digunakan di dunia otomotif, tapi yang terbuat dari kain yang berbahan lembut dan elastis.


19) Gaiter
Gaiter dipasang di atas sepatu menutupi hingga tungkai kaki dibawah lutut. Biasanya terbuat dari bahan kain atau polyester. Gunanya untuk melindungi tungkai kaki bagian bawah dan juga untuk menghindari masuknya pasir dan batu ke dalam sepatu saat melewati trek berpasir dan berbatu di gunung.

20) Trekking pole
Trekking pole berfungsi untuk membantu bertumpu saat mendaki terutama saat melewati lereng yang cukup miring. Istilah gampangnya adalah tongkat. Trekking pole ini bisa di-adjust sedemikian rupa panjang pendeknya sesuai dengan kebutuhan anda.

21) Pisau
Pisau tentunya berguna untuk potong-memotong. Misalnya memotong bahan-bahan masakan, tali, dll. Selain itu pisau juga berguna untuk berjaga-jaga (self defense) terhadap kemungkinan serangan binatang buas yang mungkin saja terjadi.


22) Obat-Obatan Pribadi
Siapkan obatan-obatan pribadi apalagi jika anda mempunyai penyakit khusus misalnya alergi, dll. Obat-obatan ringan lainnya yang bisa dibawa diantaranya obat luka, minyak kayu putih, salon pas, madu, balsem, gula merah, dll.

23) Tisu
Tisu berguna sebagai alat pembersih entah itu pembersih peralatan memasak dan makan maupun wajah.

24) Topi
Tujuannya cukup jelas yakni untuk mengurangi terpaan terik matahari di gunung.

25) Rain cover
Rain cover berguna sebagai penutup tas/ransel anda sehingga tidak basah saat hujan melanda. Rain cover juga tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan ukuran tas/ransel gunung. Rain cover ada yang bisa anda dapatkan saat membeli tas/ransel gunung dan ada juga yang tidak alias dijual terpisah dengan tas/ranselnya.

Selain peralatan-peralatan di atas ada juga peralatan lainnya seperti karabiner, tali, dll. Hmmm….Banyak sekali ya peralatannya! Repot dong mau naik gunung! Tenang…Anda tidak harus membawa semua peralatan-peralatan tersebut. Sekali lagi, pertimbangkan berbagai faktor saat hendak mendaki gunung. Peralatan-peralatan seperti gaiter, decker, trekking pole, dan topi misalnya lebih bersifat optional. Namun peralatan-peralatan seperti tenda, jaket, kupluk, sepatu/sandal, headlamp/senter, peralatan masak dan makan, tas/ransel misalnya, merupakan peralatan-peralatan yang sangat penting untuk dibawa saat mendaki gunung.

Bagaimana kalau misalnya tidak punya tenda? Solusinya carilah teman yang punya tenda yang mungkin bisa diajak mendaki bersama atau mungkin bisa dipinjam tendanya. Jika anda pergi mendaki berkelompok, peralatan seperti tenda dan peralatan memasak tentunya tidak perlu harus dibawa oleh setiap orang di dalam tim. Cukup berbagi tugas saja siapa yang membawa tenda, peralatan masak, dan lain-lain.

Demikian…Persiapkan diri kita sebaik mungkin sebelum mendaki. Selamat mendaki gunung. Semoga artikel ini bermanfaat. 

Pecinta Alam dan Pendaki Gunung

Pecinta Alam, akan banyak orang dan kalangan yang akan menanyakan arti dua kata tersebut. pecinta alam berawal dari kata "Cinta" yang berarti menyukai, mengagumi, dan menyayangi, Banyak pemikiran terhadap arti dari pecinta alam, ada yang berpendapat pecinta alam adalah mereka yang selalu berinteraksi dengan alam dan selalu melakukan kegiatan tentang alam, ada pula yang menggaris besarkan pada kepedulian mereka terhadap penyelamatan lingkungan, tetapi buat kami, pecinta alam adalah penghayatan dari kecintaan kami terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta kecintaan kami terhadap tanah air Indonesia untuk terus selalu menjaganya.
Keindahan Mt.Sumbing dari Mt. Sindoro


Seperti halnya manusia pada umumnya, mencintai adalah hak setiap mahkluk, dan masing-masing diantaranya berhak memilih siapa yang dicintainya, dan kami memilih mencintai hobby dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang positif yaitu Mendaki Gunung. Kenapa memilih Gunung?, Indonesia adalah negri yang tumbuh karena gunung vulkaniknya, sehingga kami menganggap gunung adalah nenek moyang kami, dan menurut kami Gunung adalah tempat dimana kita bisa merasakan betapa Agungnya Ciptaan Tuhan dan dari sana kita akan melihat betapa indahnya negri ini.

Bagaimana cara menjadi Pecinta Alam? , menurut kami menjadi pecinta alam adalah ketika mereka mampu menjaga dan melestarikan apa yang sudah ada, tanpa harus menambah atau mengurangi, menambah dalam arti menambah sesuatu yang bukan sepantasnya ada menjadi ada hanya untuk kebanggaan diri, dan mengurangi dalam arti mengambil atau menjadikannya hilang hanya untuk kesenangan Pribadi. Banyak dari mereka yang mengaku sebagai pecinta alam tetapi masih saja melakukan hal yang tak sepantasnya, misal : coretan besar di batu atau cadas yang menandakan kebanggan nama mereka untuk bersanding dengan alam, banyak pula sampah dari hasil perjalanan mereka yang mengotori dan masih banyak yang lainnya. 

Munafik juga kalau kami tidak luput dari hal-hal semacam itu, ada hasrat dari sisi manusia serakah dan seenaknya yang terkadang mampir di benak kami, dan kami hanya bisa berdoa semoga kami bisa menjaganya, menjaganya dalam arti baik, insyaallah..!!. Mendaki Gunung untuk mencintai alam, itulah kami, mendaki gunung tidak hanya bisa mendaki dan menaklukkan pancaknya, jika demikian, seseorang akan kembali lagi ke sisi manusia yang arogan dan sombong, Penilaian yang tak teramat pas, bila disesuaikan dengan arti ‘Pencinta Alam’. ‘Pencinta Alam’ sama sekali tak punya visi dan misi penaklukan apapun, kecuali ”menaklukkan arogansi diri sendiri”. Arogansi adalah saudara sulung Iblis yang bersemayam dalam hati dan pikiran manusia.

Berbeda dengan Soe Hok Gie, dalam tulisannya ” Menaklukkan Gunung Slamet”, ia menjelaskan dengan gamblang kenapa ia naik gunung,

kami katakan bahwa kami manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari Hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung. Melihat alam dan rakyat dari dekat secara wajar dan disamping itu menimbulkan daya tahan fisik yang tinggi” (Soe Hok-Gie).

Mencintai Alam dengan mendaki gunung memang selalu menarik, apalagi kalau sudah terlanjur “jatuh cinta” dari anak kecil sampai yang berusia lanjut, dari yang opurtunis sampai yang idealis maupun yang sekedar “asal” dan yang profesional bahkan untuk kepentingan ritual tak mampu berkelit dari ’sihirnya”.

Namun apa pun maksud, tujuan ataupun alasannya, keaslian dan kelestariannya harusnya jadi proriotas, karena sangat disayangkan selain panorama yang indah sampah dan vandalisme turut menjadi tontonan.